Chereads / Indahnya Berselingkuh / Chapter 22 - Tidak Menutup Pintu Saat ke Toilet (1)

Chapter 22 - Tidak Menutup Pintu Saat ke Toilet (1)

Fang Xinxin memandangi cahaya keemasan di bawah sinar matahari sembari menikmati keindahan kediaman Bai Qinghao yang bagai istana ini. Hal ini menimbulkan perasaan nostalgia setelah waktu yang cukup lama.

Di kehidupan sebelumnya, hingga periode ini, ia telah pindah dari istana ini.

Suatu kali, ia ingin pergi meninggalkan tempat ini. Namun, setelah pindah, ia justru sangat merindukannya.

Bai Qinghao melihat ekspresi Fang Xinxin dengan penuh emosi dan berjalan ke arahnya. Ia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. "Kenapa?"

Fang Xinxin menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan bahwa ia tidak apa-apa.

Tim mobil pengawal turun dari kendaraan off road lainnya dan kembali ke pos masing-masing.

Dengan penjagaan ketat di istana, tanpa seizin Bai Qinghao, tidak ada yang bisa masuk sama sekali.

Lusinan pelayan berdiri berbaris dengan rapi di gerbang rumah utama. Mereka serempak membungkuk dan memberi hormat, "Selamat datang, Nona Fang."

"Pemandangan yang begitu megah .… " Fang Xinxin memandang Bai Qinghao dengan bingung. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Kau jarang datang ke tempat ini, meskipun hanya sekali," katanya singkat.

"Aku belum pernah kemari sebelumnya dan aku belum pernah berada dalam situasi ini .… " Meskipun setiap kali Fang Xinxin digendong paksa untuk datang ke tempat ini, tapi ia selalu datang.

Bai Qinghao hanya ingin Fang Xinxin merasa dihargai. "Masuklah."

Fang Xinxin benar-benar merasakan perhatian Bai Qinghao dan hatinya menghangat.

Fang Xinxin melangkah masuk ke aula utama dan melihat sekelilingnya. Dindingnya terbuat dari batu putih, pola ukirannya begitu halus dan bertatahkan emas, membuat orang-orang terpesona. Lampu kristalnya begitu indah berkilauan, tirai abu-abu gelap setinggi empat atau lima meter berada di ketinggian yang sama dengan lingkaran marmer putih. Di samping pilar yang beriak oleh angin, perabot impor bergaya Eropa Italia membuat seluruh vila menjadi megah.

Ya Tuhan! Bahkan tempat tinggal keluarga Fang sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan tempat ini. 

Fang Xinxin akan memegang erat paha emas pemilik istana ini. Oh, tidak! Ini kaki berlian!

Fang Xinxin menoleh dan melirik kaki Bai Qinghao yang ramping.

Bai Qinghao bertanya, "Lihat apa kau?"

Fang Xinxin tak mungkin berterus terang, ia balik bertanya, "Di mana matamu melihat saat di dalam mobil, dan di mana aku melihat?"

Bai Qinghao diam-diam berpikir. Ia salah mengira ia melihat segitiga di dalam mobil? Kalau begitu … dia sekarang sedang menatap tubuh bagian bawahnya?

Saat memikirkan ini, mendadak awan berwarna merah yang mencurigakan melintas di wajahnya yang tegas. Bai Qinghao merendahkan nada suaranya di samping wanita itu, "Jika kau mau, aku bisa masuk ke kamarmu dan melepaskannya pelan-pelan untukmu."

Fang Xinxin menatap Bai Qinghao dengan tatapan aneh. Apa yang disalahpahami orang ini?

Kata-kata Bai Qinghao jelas mengira ia sedang melihat tubuh bagian bawahnya ....

Baru saja Fang Xinxin hendak menjelaskan, mendadak ia begitu terpesona seakan menemukan dunia baru. "Bai Qinghao, wajahmu memerah?"

"Tidak." Bai Qinghao menyangkal pertanyaan Fang Xinxin dengan serius.

"Ya!" Fang Xinxin melebarkan matanya. "Kulitmu sangat putih dan rona merahmu sangat mencolok."

"Sudah kubilang tidak." Bagaimana hal yang seperti ini bisa terjadi? Wajah Bai Qinghao merona merah. 

"Apa?" Keraguan di mata Fang Xinxin tetap tak terpecahkan.

Bai Qinghao sengaja membuat wajahnya cemberut. Awan merah yang tadi ada di wajahnya mendadak menghilang. 

Fang Xinxin tidak melanjutkan lagi, membuat Bai Qinghao lega.

Fang Xinxin berjalan ke kamar mandi lantai satu dan si pengawal Liu Li mengikutinya.

"Apa yang kau lakukan?" Ia menoleh ke belakang dan bertanya kepada Liu Li dengan galak.

"Tentu saja untuk menjagamu."

"Bosmu tidak memberikan perintah ini."

"Dia juga tidak mengatakan bahwa aku tidak boleh melihatmu."

"Baguslah." Fang Xinxin membuka pintu kamar mandi. "Jika ada sesuatu, saat ke kamar mandi pun, kau juga menatapku."

Fang Xinxin membuka pintu kamar mandi. Ia mengangkat roknya hingga separuhnya, memperlihatkan pahanya yang mulus, lalu berkata pada Liu Li, "Mari kita lihat, apakah bosmu tidak mencungkil matamu jika kau melihat bagian sensitifku!"