Chereads / IBU MERTUA PERHITUNGAN / Chapter 2 - Dalam pernikahan

Chapter 2 - Dalam pernikahan

karna masi baru menikah, saya dan suami tinggal bersama orang tua dia (mertua) saya. hari pertama masi baik baik saja begitu pun hari berikutnya. nanmun setelah 1 bulan lamanya menikah sifat ibu mertua saya sudah mulai keliatan. sudah mulai membeda-bedakan apalagi dengan suku, ibu mertuaku tidak menyukai suku batak, dan paling tidak suka. dan lebih parah pada saat saya hamil muda, ibu mertuaku suruh anaknya menceraikan saya.( belum juga lahir anakku ke dunia sudah di suruh cerai) dalam hati. alhamdulillah suami gk mau dengarin omongan ibunya. bukan cuma ibumertuaku yang tidak suka dengan keberadaan saya bahkan anak anak perempuanya juga tidak pernah dengan kehadiran ku di rumah ini, paling sering memperkeruh keadaan. yang bilang aku malas lah, bilang gk tau kerjaan padahal semua aku yang mengerjakan. kebetulan ibu mertua dan ayah mertua tiap hari bekerja di ladang jadi mereka percaya dengan omongan anak perempuannya. dan suatu ketika saya pernah ke sungai untuk mencuci piring dan saya terjatuh posisi sedang hamil tua lagi, dan piring piring banyak yang hanyut. dan anak perempuanya sudah di sungai duluan dia cuma liatin doang gk bantuin sama sekali, pas saya sampai di rumah ibu mertua langsung marah marah karna piring piring banyak yang hanyut karna anak perempuan nya mengadu sayang sengaja menghanyutkan piring piring tersebut. langsung di maki maki dong, aku hanya bisa terdiam tampa sepatah kata.

lalu lahirlah anak kami yang pertama saya beri nama yani. ibu mertua pun tidak pernah lupa untuk menyuruh anaknya menceraikan saya, tapi suami tetap tidak mau, dan selama saya tinggal di rumah ibu mertua saya selalu tersika batin sampai anak kedua saya keguguran karna saya hanya orang kampung jadi gk tau apa apa sama sekali hanya berpikir mungkin bukan rejeki. dan saya hamil lagi sudah pindah rumah dengan ibu mertua tapi tetap sama, tidak ada yang berbeda karna setiap hari ibu mertua saya mampir kerumah dan selalu membawa perabotan rumah tangga dia selalu berkata kalau itu milik dia dan saya hanya terdiam. proses persalian anak ke tiga saya pun di mulai saya sudah merasa kesakitan dan menyuruh suami untuk memanggil dukun beranak. suami langsung bergegas menuju dukun beranak, tapi tak kunjung datang sehingga saya melahirkan sendiri dan memotong tali pusat sendiri. setelah itu baru lah dukun beranak sampai di rumah dia tinggal membersihkan sisanya. ouh iya saya tidak pernah merasakan kasih sayang ibu mertua sedikitpun dia tidak punya rasa empati sama sekali. dan selalu saya tidak di anggap ada, selalu di rendahkan pokonya paling gk pantas masuk ke keluarga mereka, setelah anak anak saya sudah berusia 4 tahun dan 2 tahun dan karena belum ada anak laki laki suami masih masih menginginkan anak laki laki. saya hamil lagi tapi keguguran di akibatkan tersiksa batin.