Setelah shalat, Safira tak segera beranjak dari mushola. Ia tampak masih betah di tempat suci itu sambil memperhatikan para santri putri yang mengaji pada Umi Jannah dan pada para Ustadzah. Mengingat waktu pun masih pagi buta, tentunya ia masih bingung harus berbuat apa di sana. Sementara rencananya hari ini ia akan menemui Ustadz tampan yang semalam membuatnya seperti orang asing. Ya, mengapa menyebutnya seperti orang asing? Tentunya karena semalam ia tidak seperti dirinya sendiri. Di mana malam itu ia melempar senyum dan seperti sengaja menggoda Ustadz tampan yang bernama Uwais al-Qarni.
"Mereka semua pada pegang Al-Quran. Sedangkan aku? Ah, kenapa tidak kucoba saja pegang Al-Quran. Pegang? Maksudnya membukanya terus membacanya." Safira berargumentasi dengan hati dan pikirannya.
Tanpa pikir panjang lagi, akhirnya Safira pun meraih sebuah mushaf yang berbaris di rak khusus. Seketika jantungnya tampak berdetak kencang saat tangannya hendak meraih mushaf di hadapannya itu.