Ustadz tampan itu menatap serius pada jalanan yang membentang di hadapannya. Sang Umi yang berada di sampingnya benar-benar dibuat kesal oleh dirinya. Lantas, mau bagaimana lagi? Saat ini ia sedang menyetir, tentunya harus serius dan hati-hati. Ia sungguh khawatir terjadi apa-apa bila terus-terusan menoleh dan bahkan melakukan kegiatan yang lain yang menghilangkan kefokusan menyetirnya.
"Umi tahu perasaan seseorang itu seperti apa?" tanya Ustadz tampan itu seraya menoleh pada Umi-nya untuk sesaat lalu kemudian kembali fokus menatap ke depan.
Umi Jannah yang ditanya soal begituan tampak diam dan seperti sedang berpikir keras. Bagaimana pun ia harus bisa menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut seorang manusia yang sudah ia kandung, lahirkan dan besarkan.
"Bagi Umi, perasaan seseorang itu seperti lilin." Umi Jannah menjawab sembari menatap langit di balik kaca mobilnya.
Ustadz Uwais tersenyum kecil, "Mengapa seperti lilin?" tanyanya penasaran.