Safira termenung di dalam kamarnya. Wanita cantik itu tampak sedang kehilangan suami tampannya. Jam di dinding kini sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Namun, sang suami belum juga kembali. Hal itu terus membuat cemas dan bingung dirinya. Sang Umi yang biasanya serba tahu akan putranya pun kini mengatakan tidak tahu menahu. Semua orang di pondok pesantren As-Salam tidak tahu ke mana sang ustadz tampan itu pergi. Hal itu membuat Safira cemas dan tidak tenang. Ia juga sangat takut kehilangan suami tampannya itu.
Sejak tadi, ia hanya diam di dalam kamar sambil sesekali memainkan ponselnya. Nomor telepon suami tampannya pun tidak aktif saat ia hubungi. Hal itu semakin menambah kekesalan dan kecemasannya.
"Ke mana kamu pergi, suamiku? Kenapa semua orang tidak tahu kepergianmu? Kenapa kamu tidak izin dulu sama aku," gumam Safira dengan suara yang bergetar. Embun di netra hitamnya sudah tercipta dan mungkin sebentar lagi akan menetes menjadi buliran bening.