"Minal Aidin Wal Faidzin ya, Bu, Pak. Maafkan segala kesalahan Fira," ucap Safira pada kedua orang tuanya. Ia kini bersimpuh seperti tadi saat ia sungkem pada mertuanya.
Bu Kartika dan Pak Usman mengangguk. Mereka mengusap lembut puncak kepala putri tunggal keduanya. Sementara Safira kini tengah terisak. Ustadz Uwais sendiri sudah duduk di kursi lainnya. Ia sungkem lebih dulu pada kedua orang tua istrinya.
"Sudah Ibu maafkan, Nak. Ibu juga mohon maaf lahir dan batin ya," ucap Bu Kartika dengan hangat dan lembut.
"Ayah juga sudah membuka pintu maaf sebelum Fira meminta maaf pada Ayah. Sudah, jangan menangis lagi. Ayah cuma ingin Fira jadi wanita yang shalihah. Wanita yang patuh pada suami dan sayang pada kedua orang tua," timpal Pak Usman seraya mengusap lembut puncak kepala putrinya.
Safira mengangguk. "I–iya, Bu, Yah. Doakan Fira agar menjadi seperti yang Ibu dan Ayah inginkan."
"Aamiin. Ibu dan Ayah selalu mendoakan, Nak," ucap Bu Kartika dengan tulus dan hangat.