Safira tampak mondar-mandir di dalam kamarnya dengan perasaan yang begitu harap-harap cemas. Beberapa detik yang lalu, rombongan Ustadz Uwais sudah tiba di rumahnya. Itu artinya sebentar lagi ia akan dihalalkan oleh sang ustadz yang tampan dan sholeh itu.
"Ya Allah, berikanlah ketenangan dan kelancaran pada diri hamba. Jadikanlah pernikahan kami ini sebagai jembatan menuju Ridho-Mu," ucap Safira seraya menatap langit yang penuh dengan bintang.
Ustadz Uwais terlihat sedang merapikan imamahnya. Ia kini sudah duduk di tempat yang tersedia. Di mana ada sang Umi di belakangnya dan ada Ayah Safira di hadapannya. Lalu di samping kiri kanannya para saksi yang bertugas menjadi pemantau layak atau tidaknya ia berikrar janji di hadapan mereka dan di hadapan Allah serta langit juga bumi.
"Apakah sudah siap, Ustadz?" tanya Ustadz Karim.
Ustadz Uwais mengangguk pelan setelah ia menarik napas dalam dan membuangnya perlahan. "In syaa Allah saya siap, Ustadz."