"Tolong nanti siapkan sarapan untuk Aa, ya. Umi juga mau sekalian," ucap Ustadz Uwais pada pujaan hatinya.
Safira tampak tersentak kaget mendengar perintah sang Ustadz. Apakah ini sebuah interview menuju status menjadi seorang istri? Tentu saja hal ini membuatnya semakin salah tingkah dan kebingungan. Tadi, Umi Jannah yang memintanya mencuci baju. Sekarang, sang Ustadz yang memintanya menyiapkan sarapan.
"Tapi, Ustadz—" Safira belum selesai bicara, dengan cepat Hanifa menyelanya.
"Tidak boleh menolak lho, Teh. Ini perintah dari sang guru sekaligus calon imam. Hihihi," goda Hanifa sambil nyengenges.
Ustadz Uwais tersenyum kecil mendengar ucapan Hanifa. Ia begitu gemas melihat wajah cantik Safira. Sedangkan Safira sendiri tampak menatap jengkel pada Hanifa yang terus-menerus menggodanya.