Safira masih berdiri mematung di tempatnya. Dadanya semakin berdegup kencang dan nyaris tak berirama dengan tenang. Sedangkan gemetar di tubuhnya semakin menjadi saat sang Ustadz semakin dekat dengannya.
"Safira ... apa yang kau rasakan saat ini?" tanya Ustadz tampan yang semakin meningkat hasrat kedewasaannya.
Safira mendongakkan wajahnya dan menatap gugup. Ia sendiri tidak mengerti dengan maksud pertanyaan sang Ustadz. Bahkan saat ini ia seperti terlupa pada satu fakta yang sudah ia tahu. Ya, fakta bahwa Sarah adalah calon istri Ustadz Uwais.
"A–apa? Emh, maksud Ustadz apa?" tanya Safira yang sangat gugup dan gerogi.
Ustadz Uwais tersenyum kecil lalu menatap serius wajah cantik Safira. Andai saja sang Umi tidak menahannya, pasti saat ini juga ia sudah mengungkapkan perasaannya pada gadis cantik itu.
"Apa yang terjadi dengan jan—" Ustadz Uwais tampak menggantung ucapannya saat tiba-tiba terdengar suara sang Umi yang memanggil dirinya.