Ustadz Uwais merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sejak tadi ia merasa gelisah dan memikirkan Safira. Ia benar-benar khawatir wanita cantik itu tahu apa yang sedang menjadi perbincangan di pondok pesantren itu.
"Mungkin kah Safira sudah tahu? Ya Allah, dia pasti kecewa dan menganggapku yang tidak-tidak. Aku pasti bagaikan seorang pecundang di matanya," gumam Ustadz tampan itu sembari menatap kosong ke langit-langit kamarnya.
Sepulangnya kedua orang tua Safira, Ustadz tampan itu buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Padahal sang Umi sudah memberikan kode padanya sedari tadi agar menyapa dan mendekati Sarah. Tetapi ia benar-benar tak ingin melakukan itu dan berusaha keras untuk menjauh dari Sarah.