"Oh, begitu ya. Memang kalau boleh tahu, siapa wanita itu? Kayaknya beda banget dari santri-santri yang lain. Orang istimewa kah?" tanya Safira pada akhirnya. Ia terlalu penasaran pada sosok wanita cantik nan shalihah itu.
"Itu ... Teh Sarah Zulaikha. Putri sulung dari Ammah Tatu dan Abah Zakaria. Beliau sama seperti Aa Uwais yang terlahir dari keluarga ulama. Memiliki pondok pesantren khusus wanita. Beliau juga seorang Hafidzah Al-Qur'an," ungkap Hanifa dengan jelas membeberkan biografi seorang Sarah.
Safira tampak manggut-manggut dan begitu kagum mendengar biografi wanita yang sangat cantik dan nyaris membuatnya minder. Tentunya ia merasa jika kecantikannya terkalahkan oleh sosok gadis sebayanya yang bernama Sarah. Selain kecantikannya, Safira merasa insecure dengan kecerdasan dan nasab dari wanita yang bernama Sarah itu. Ia merasa dirinya bagaikan debu, sedangkan Sarah seperti berlian yang begitu berharga.