Setelah bertemu dengan Ammara dan Sambas di depan perusahaan milik negara tempat Ardi dan Indah bekerja, Safira langsung pulang ke rumahnya. Kembali, ia merasa resah dan gelisah. Bingung dan dilematis. Seakan dua dunia kini sedang mempermainkannya.
Sikap Indah saat Safira coba desak dan selidiki, sangat flat dan tidak menampakkan keanehan. Terlebih saat wanita itu menuturkan alasannya ingin pindah kerja plus pindah rumah. Hal itu benar-benar membuat hati seorang Safira merasa teriris dan haru saat itu juga. Ia merasa iba dan entah mengapa rasanya sangat tidak mungkin baginya meyakini bahwa Indah lah pelakunya.
Lantas, siapa sebenarnya pelaku di balik guna-guna yang dikirim pada Safira?
"Aku harus menghubungi Ustadz Uwais. Akan kudesak pria itu. Aku sungguh tak bisa lagi menunggu sampai nanti-nanti. Aku benar-benar tersiksa oleh rasa penasaranku dan oleh kecemasanku." Safira menggerutu. Ia tampak meraih gawainya lalu mencari nama My Ustadz di sana.