Chereads / Bilik Kontrakan / Chapter 2 - Episode 1: Perkenalan Penuh Kenikmatan

Chapter 2 - Episode 1: Perkenalan Penuh Kenikmatan

Kerja Mbak Tati?" Tanya Ranti yang baru pulang kerja bagian malam.

"Eh kalian baru pulang!" Seru Tati. Adam dan Ranti memang kerja satu pabrik dan satu shift yang sama.

"Mbak, masnya jarang keluar?" Tanya Ranti.

"Iya, bu gitulah mas Eko". Jawab Tati

Eko seperti tidak bisa menghapus Lina dari otaknya, hanya Lina yang selalu ada di benaknya.

====

"Bu, aku ada kerjaan tapi gak ada orang bantuin!" Seru Dadang.

"Ajak mas Eko saja pak, dia nganggur tuh!" Ujar Ranti.

"Oh iya ya, bapak kesana dulu ya bu!" Ucap Dadang.

Dadang pun keluar kamar untuk menemui Eko dikamarnya, sedangkan Ranti sudah tidak tahan ingin pipis. Saat Ranti hendak menuju kamar mandi terdengar desahan dari kamar Aldi dan Sifa, tak banyak terdengar ricau dari Sifa karena dia sadar betul jika dia terlalu berisik akan mengundang hal-hal yang tidak diinginkan.

Ranti dengan asyik mendengarkan desahan dan rintihan kenikmatan di kamar mereka, apalagi saat Aldi ejakulasi terdengar erangan penuh nikmat. Karena takut ketahuan Ranti segera pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil yang dia tunda.

====

"Kamu gak bakalan telat sayang?" Tanya Sifa.

"Biarinlah, soalnya aku tadi gak tahan yang!" Jawab Aldi.

"Kenapa gak minta semalam saja?" Tanya lagi Sifa.

"Aku lebih suka melakukannya saat bangun tidur." Jawab Aldi.

Mendengar hal itu Sifa tidak banyak bertanya walaupun gara-gara Aldi dia harus mendapatkan antrian terakhir untuk ke kamar mandi. Mereka sendiri bercinta sehabis shalat shubuh, Aldi sangat pandai memainkan lidahnya untuk bermain di vagina Sifa. Aldi lebih suka aroma vagina Sifa ketika shubuh, menurutnya itu aroma khas yang sebenarnya dari vagina seorang wanita.

====

Ditempat lain Adam terlihat ngantuk sekali karena kebagian shift malam, dia sendiri langsung tidur telanjang dada dan hanya memakai celama dalam saja. Risa sebagai istrinya sebenarnya sudah tidak tahan ingin bersetubuh dengan Adam. Tapi melihat suaminya sangat kelelahan dan mengantuk dia pun mengurungkan niatnya tersebut.

"Gak makan dulu mas?" Tanya Risa.

"Nanti sajalah, aku sudah ngantuk!" Ujar Adam sembari setengah sadar.

Risa hanya tersenyum melihat suaminya tertidur lelap sekali, dia diam-diam menghirup aroma ketiak suaminya. Rasanya dia tambah tidak tahan ingin bercumbu dengan suaminya.

====

"Tok..tok.. mas Eko?!" Seru Dadang.

"Masuk saja pak!" Ujar Eko.

Dadang masuk menawarkan pekerjaan kepada Eko, tentu saja sebagai kuli bangunan. Letaknya cukup jauh jika memakai motor bisa Satu jam perjalanan, sedangkan Dadang dan Eko harus berjalan kaki. Tapi Eko tidak bisa menolak tawaran dari Dadang, dia kasihan melihat Tati berjuang sendiri untuk kehidupan mereka. Eko sadar jika keinginannya untuk memiliki lina sudah tidak mungkin dan mencoba untuk maju kedepan.

====

"Permisi, siapa di dalam?" Tanya Aldi.

"Saya lagi mencuci nak Aldi."ujar Ranti

"Oh, ibu Ranti ya?" Gumam Aldi.

"Tumben nak Aldi baru mandi biasanya paling pertama ke kamar mandi?" Pancing Ranti

"Iya bu, tadi saya kesiangan!" Ujar Aldi.

"Oh, memang habis ngapain sampai kesiangan?" Tanya kembali Ranti.

"Ee....Habis" gumam Aldi.

Belum sempat menjawab tiba-tiba mereka dikagetkan dengan suara dari pak Dadang yang memanggil istrinya tersebut.

"Ada apa ya bapak ini?" Gumam sendiri Ranti.

Ranti pun keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan handuk saja, bahkan pangkal pahanya hampir terlihat. Andai saja dia nungging mungkin Aldi bisa melihat bentuk vagina Ranti, belum lagi payudara yang terlihat menyembul seperti hendak mau keluar dari balutan handuk.

"Nak Aldi, pakai saja dulu kamar mandinya!" Saran Ranti.

"I..iya bu" jawab Aldi sembari gugup.

Sampai di kamar Dadang ingin memeberi tahu jika Eko setuju bekerja dengan dia. Melihat Ranti yang berbalutkan handuk saja, birahi Dadang langsung panas.

"Bu, kita main dulu ya!" Ajak Dadang.

"Bapakkan mau kerja, nanti Dafi melihat kita?!" Ujar Ranti.

Tapi Dadang yang kalau sudah terbakar birahi tidak bisa ditahan lagi, dibukalah handuk yang di pakai Ranti.

"Bu, lebat amat bulu kemaluanmu?" Ujar Dadang.

"Malas ibu potongnya, selalu ada anak-anak.

Kalau di kamar mandi pasti ngantri pak." Jawab Ranti.

Dadang yang tadinya ingin menjilati vagina Ranti mengurungkan niatnya karena dia merasa jijik dengan vagina berbulu banyak.

"Mau langsung masuk pak?" Tanya Ranti.

"Bapak harus cepat bu, Eko takutnya menunggu bapak!" Jawab Dadang.

Dimulailah penetrasi penis dadang masuk ke dalam vagina Ranti, suara desahan dan peraduan kulit terdengar oleh tetangga sebelah mereka.

Rupanya Eko mendengar percakapan antara Ranti dan Dadang, dia sama halnya dengan Dadang tidak menyukai vagina berbulu dan bau tak sedap.

"Akhhh.. bapak keluar bu!" Erang Dadang."

"Ibu belum pak!!!" Seru Ranti.

Tanpa peduli dengan Ranti yang belum orgasme, Dadang berlau dan meninggalkan Ranti untuk bekerja.

====

Ditempat lain Sifa merasa risih dengan apa yang didengarnya ketika Dadang dan Ranti bercakap mesum. Dia memiliki sedikit ketakutan jikalau Dadang mengintipnya, karena Sifa sendiri memiliki vagina yang tidak berbulu akan tetapi beraroma tidak sedap.

Aldi sebagai suaminya menyukai bau vagina istrinya, tidak dia tidak peduli dengan bau vagina istrinya yang tidak sedap.

Tapi ketika Sifa mendengarkan suara persetubuhan antara Dadang dan Ranti, sedikit banyak dia terangsang apalagi dia baru selesai bercinta dengan Aldi. Dia merasakan jikalau vagina mengeluarkan cairan.

"Apa ini?" Tanya dia dalam hati.

Dia mulai memainkan bibir vagina dan payudaranya sendiri. Sampai dia tersadar kalau yang di lakukan adalah dosa, cepat-cepat dia menghentikan aktivitasnya.

"Kamu lagi apa yang?" tanya Aldi.

"Gak ngapa-ngapain kok yang!" Jawab Sifa.

Hampir saja Sifa ketahuan jika dia akan melakukan masturbasi, dia malu jika harus masturbasi padahal dia punya suami yang dapat memenuhi hasrat seksualnya.

"Yang, mau sarapan apa?" Tanya Sifa.

"Tak usahlah aku sudah telat!" Jawab Aldi.

Sebenarnya Sifa sendiri malas untuk bangun, apalagi tubuhnya masih telanjang dan capek setelah digauli oleh suaminya dari habis shalat shubuh.

"Aku berangkat ya yang!" Ucap Aldi sembari mencium kening Sifa.

"Hati-hati dijalan yang!" Pesan Sifa.

Didengarlah suara motor Aldi yang hendak pergi bekerja, ketika diluar Aldi bertemu dengan Eko dan Dadang yang berangkat kerja.

"Mas mau bareng?" Tawar Aldi.

"Duluan saja, lagian gak bakalan cukup!" Jawab Dadang sambil tersenyum.

Dadang memberi tahu Eko jika Aldi itu adalah anak dari pak Usman pemilik kontrakan yang mereka tempati.

Ditempat lain Sifa masib kepikiran untuk melakukan masturbasi, tubuhnya yang masih telanjang memungkinkan di untuk melakukannya. Apalagi terdengar suara Ranti yang beranjak kembali ke kamar mandi. Walau ragu Sifa mulai meremas-remas payudaranya sendiri, disusurlah bibir vaginanya menggunakan tangan kanannya.

"Oh Tuhan mengapa ini nikmat sekali!?" Gumam Sifa dalam hati.

Sedikit demi sedikit dia masukkan jari tengahnya kedalam vaginanya, keluar masuk jari tengah Sifa membuat dirinya lupa daratan sampai dia mendesah agak keras.

====

Mendengar suara Eko dan Dadang telah pergi Risa merasa aman untuk melakukan masturbasi di sebelah suaminya. Risa sendiri sudah sering melakukannya tidak sepert Sifa yang masih ragu, Risa melakukan masturbasi dengan sangat lihai vagina yang bersih dan memiliki aroma yang wangi membuatnya menang telak atas tiga tetangganya tersebut. Desahan Risa disamping suaminya tidak terdengar sama sekali oleh Adam yang kalau sudah tidur sudah untuk dibangunkan.

Erangan kenikmatan dari Risa sama sekali tidak di dengarkan oleh Adam yang tidur seperti orang mati saja. Setelah selesai bermasturbasi Risa bergesas memasak untuk suaminya, dia tidak mau kalau kedapatan tidur disamping suaminya dalam keadaan bugil tapi tidak bercinta dengannya. Risa memang tidak kenal lelah, beda dengan Sifa sendiri sekarang masih mendengkur akibat masturbasi yang dilakukannya.

====

Usai digagahi Dadang, Ranti beranjak kembali ke kamar mandi untuk mencuci pakaian yang belum selesai akibat harus melayani nafsu suaminya di pagi hari. Ranti tidak tahu jikalau tadi pada saat dia bersetubuh dengan Dadang, anaknya Dafi melihat kejadian tersebut. Dia melihat dengan jelas bagaimana vagina ibunya dimasuki penis ayahnya. Desahan dan rintihan dari mereka berdua seolah-olah terekam olehnya, apalagi disaat Dadang mengerang akibat ejakulasi Dafi melihat jika ayahnya sangat puas dan menikmati apa yang dilakukannya. Tapi ketika dia melihat wajah Ranti ibunya, terlihat jelas ibunya kecewa dengan keegoisan ayahnya. Dia melihat ayahnya cuek saja mendengar permintaan ibunya yang ingin merasakan orgasme.

Sejak saat itu Dafi akan berjanji di dalam hatinya untuk lebih sering meihat persetubuhan orang tuanya, otaknya kini telah menjadi otak yang bermuatan mesum.

====

Sekitar pukul 2 siang Tati pulang kerja di majikannya yang baru, terlihat disana ada Adam yang sedang nongkrong di depan kamarnya. Adam yang hanya telanjang dada dan memakai celana pendek saja membuat Tati agak bergairah. Tapi Tati sudah berjanji tidak akan terjerumus kedalam lembah kenikmatan dunia lagi. Adam sendiri baru bangun tidur setelah kerja bagian malam.

"Baru bangun ya mas?" Tanya Tati.

"Iya mbak, ngantuk sangat saya!" Ujar Adam sembari menggaruk kepalanya.

Hal yang dilakukan Adam semakin membuat Tati bergairah, bulu ketiak Adam yang lebat mengingatkannya pada Dafa, lelaki tampan yang berbulu dada dan sangat seksi. Sementara Adam tidak memiliki bulu dada, tapi sudah membuat Tati terangsang.

"Mas? Mas eko?" Tanya Tati sembari teriak.

Rupanya teriakan Tati membuat Sifa terbangun dari tidurnya. Sifa bergegas untuk mandi wajib dan shalat dhuhur, mungkin jika Tati tidak berteriak dia akan tetap tidur sampai suaminya pulang.

Tak berselang lama keluarlah Ranti yang hanya menggunakan daster setelan tidur.

"Mas Eko bekerja dengan Dadang mbak" ujar Ranti.

"Ohh.. saya kira kemana bu!" Ucap Tati dengan tenang.

Tati bersyukur jika suaminya telah berubah dan mau melupakan masa lalunya yang kelam.

====

"Baru mandi mbak Sifa?" Tanya Tati yang hendak ke kamar mandi.

"Iya mbak, cuacanya dingin jadi bikin malas mandi!" Jawab Sifa.

Sifa pun berlalu dan meninggalkan Tati yang hendak ke kamar mandi.

Di dalam kamar Sifa memperhatikan tubunya lewat pantulan cermin, lagi-lagi dia merasa bergairah ketika dia meraba payudaranya.

"Astaghfirullah." gumam Sifa.

Dia masih heran kenapa menjadi seperti ini, setelah sekali masturbasi dia seperti ingin melakukannya lagi. Akhrinya dia mengehentikan apa yang bisa membuatnya terjerumus dalam lembah kenikmatan dunia melalui masturbasi dengan menjalankan shalat dzuhur.

====

Dasar kamar mandi umum pasti ada saja yang jorok, ketika Tati hendak ke wc ada kotoran yang tertinggal. Dia jadi ingat bagaimana dulu Rozak menyodomi dirinya, bagaimana dia menjilati penis Rozak yang keluar masuk ke dalam anusnya.

"Sudahlah itu masa lalu!" Gumam Tati.

Tati benar-benar ingin menjadi lebih baik dan melupakan kegilaan akan seks. Sedang asyik-asyiknya merenung Tati dikagetkan dengan gedoran pintu kamar mandi.

"Mbak cepetan mbak, saya sudah gak tahan!" Ujar Adam.

Kejadian seperti ini mengingatkan dia dengan kejadian dimana dia pertama kali melihat penis Dafa sang kekasih hati Tati.

"Ayo mbak! Seru Adam.

Keluarlah Tati yang sudah kencing dan hendak masuk kedalam kamarnya. Didalam wc Adam sedang menikmati aroma air kencing Tati. Dia sangat bergairah mencium aroma air kencing Tati yang menyengat walaupun sudah di siram air.

====

Bersambung