"Apa putra ku sudah dapat dihubungi?" tanya Luciano pada Marcel, keduanya sudah berada di alamat yang tepat seperti apa yang Cantika katakan.
Namun, masalah mereka kali ini hanyalah satu— Sean sama sekali belum datang dan ponselnya pun tak dapat dihubungi.
"Kupikir Sean tak akan datang Paman Baddas, ayo! Sebelum berakhir," ajak Marcel. Dengan berat hati Luciano mengagguk dan berjalan bersama gaya angkuhnya memasuki sebuah gedung tua yang jauh dari kota, gedung itu sungguh berada di tengah hutan— gelap dan sunyi yang mendominasi.
Luciano memberikan sebuah senapan yang sedari tadi ada ditangannya, "H&H Double, senjata paling akurat."
Marcel menerima uluran senapan yang Luciano berikan, mungkin King of Baddas tau Marcel datang dengan tangan kosong. Lagipula, hanya sekedar berjaga-jaga karena mereka datang tanpa para anak buah, ditambah lagi Sean tak hadir diantara mereka.
"Lalu— bagaimana dengan kau, Paman Baddas?"
