"Aku akan mengambilkan kalian minum," ucap Rachel berlalu pergi. Sebenarnya bisa saja bagi Rachel meminta asisten rumah tangganya untuk mengambilkan minum, namun hal pertama yang ia lakukan adalah menghindari Marcel. Jika bukan karena Lyora— mungkin Rachel tak akan membiarkan pria bejad itu melangkah masuk ke dalam rumahnya dan menemui putri kesayangannya. Meskipun seringkali Marcel datang disaat dirinya tengah bekerja dan mendekati putrinya itu.
Setelah kepergian Rachel, salah seorang wanita yang Lyora yakini merupakan baby sitter datang menghampiri dirinya dan Marcel. Sontak pria itu memberikan Sofia pada wanita berseragam merah muda yang tampak begitu akrab dengan balita berusia dua tahun tersebut.
"Jadi, ada apa diantara kalian?" tanya Lyora dengan tatapan mengintimidasi.
Marcel begitu tenang, sembari balik menatap Lyora dengan tatapan yang begitu sulit diartikan, ia mulai berdehem pelan sebagai ancang-ancang untuk mulai bercerita.
"Sofia anak ku dan Rachel—
"... Aku tau ini sulit dimengerti, tapi aku memang tak memiliki ikatan apapun dengan Rachel," sambungnya setelah beberapa saat menggantungkan ucapannya.
Lyora melongo tak percaya, "Apa kau bilang?!"
"Seperti yang kau dengar barusan, aku memang tak memiliki hubungan apapun dengan Rachel tapi Sofia benar merupakan anak kandungku dan Rachel," ulang Marcel berkata sejujurnya. Marcel pikir tak masalah jika dirinya memberitahu Lyora, toh wanita itu bukan wanita asing, melainkan kekasih dari kakak sepupunya, bukankah lambat laun pula Lyora akan mengetahuinya? Entah dari Sean atau mungkin saja dari Elise.
Sial! Lyora semakin menatap tajam pada Marcel, "Apa kau menghamilinya lalu meninggalkannya!? Dimana hati nurani mu sialan! Kau sama saja dengan kakak sepupu mu itu!!!"
Lyora merasa kalut dengan kejujuran yang Marcel berikan, bagaimana bisa pria itu bersikap seolah tetap tenang dalam keadaan seperti sekarang ini?
Marcel menghembuskan nafasnya kasar, "Aku memiliki seorang adik— tidak dia bukan adikku, dia adik tiriku. Ibu ku meninggal saat usiaku masih lima tahun, saat itu ayah ku sangat terpukul namun tetap saja dia mengatakan jika dirinya sangat mencintai ibuku. Dia bahkan memutuskan untuk tidak memiliki seorang istri lagi, hal itu membuat ayah ku meratapi kehidupannya sendiri dengan berperan sebagai seorang ayah sekaligus ibu untukku. Meskipun hidup dengan bergelimang harta, hal itu tak membuat ayah ku bahagia."
Lyora diam, ia merasa tersentuh dengan apa yang Marcel beberkan, jujur saja Lyora tak pernah mendengar apapun prihal keluarga Marcel.
"Hingga pada akhirnya, ayahku bertemu seorang janda yang memiliki satu anak perempuan. Wanita itu tampak mirip seperti ibu dan tanpa basa-basi lagi ayah ku menikahinya," sambungnya.
Sebenarnya Marcel tak ingin menceritakan hal menyebalkan seperti sekarang ini, hanya saja jika dirinya tidak mencoba membeberkan segalanya kemungkinan besar Lyora akan murka padanya dan melarang Rachel menemuinya, Marcel jelas tau definisi seorang teman.
"Saat itu hubungan ku dengan Rachel masih berjalan lancar, kami melakukan sex tanpa pengaman sebelum pernikahan kami berlangsung, aku dan Rachel tak pernah melewatkan malam-malam panas—
"Stop it! Kenapa kau ceritakan bagian itu padaku!!" kesal Lyora membuat Marcel terkekeh.
"Baiklah, setelah itu Rachel dikabarkan hamil namun wanita bodoh itu tak memberitahuku karena alasan ambigunya yang konon ingin memberikan ku suprise."
"Bersamaan dengan itu, adik tiriku datang. Mengacaukan semuanya dengan memberikan ku obat perangsang, dia bahkan dengan tak tau dirinya merekam semua kejadian itu dimana aku dan dia sedang melakukan adegan panas di dalam kamar hotel."
"Entah dalam rangka apa, jalang sialan itu mengirim rekaman video yang menunjukkan aku dan dirinya pada Rachel. Tentu saja Rachel murka padaku, bahkan sampai detik ini, sampai Sofia lahir dan sampai usia Sofia sudah menginjak dua tahun, Rachel benar-benar tidak memaafkan ku."
Pria itu tampak sangat terpukul saat mengatakan hal itu, dirinya merasa tidak baik-baik saja. Lyora bahkan dapat melihat ketulusan dalam diri Marcel, memang benar apa yang Marcel katakan pada saat pertemuan makan malam bersama keluarga O'Pry jika mereka hanya akan memilih satu wanita saja, setelah itu tak akan ada wanita lain lagi.
Marcel menghembuskan nafasnya kasar, "Segala cara sudah ku lakukan demi membuatnya mau memaafkan ku dan mau menikah dengan ku, semua itu mustahil, bahkan terkadang Rachel mengusirku dan tidak memperbolehkan ku bertemu dengan darah dagingku sendiri."
Lyora pikir, apa yang Rachel dan Marcel lalui lebih berat di bandingkan dengan apa yang sedang dirinya lalui ini. Lyora mengerti, mereka hanya tengah terjerat kesalahpahaman semata, tak ada salahnya bukan jika nanti Lyora membujuk Rachel agar mau memaafkan Marcel?
Cukup lama mereka terdiam dalam keheningan hingga, "Lalu, ada apa denganmu? Bukankah Sean tak akan membiarkan mu pergi darinya barang sedetikpun?" tanya Marcel bersamaan dengan Rachel yang datang dari arah dapur.
Lyora menghembuskan nafasnya kasar, "Dia membawa wanita lain ke mansion dan aku tidak suka itu."
"Siapa?" tanya Marcel merasa heran dengan apa yang Lyora bicarakan, pasalnya hal itu tentu sangat mustahil. Marcel tau bagaimana Sean, pria itu tak akan membiarkan wanita manapun menginjakan kakinya di mansion pribadinya selain Lyora.
"Entahlah, mungkin—
Lyora menggantungkan ucapannya, mencoba mengingat siapa nama wanita sialan yang sudah membuat Sean bersikap begitu dingin padanya.
"Clara," sambungnya.
Sontak Rachel dan Marcel saling melempar arah pandang membuat Lyora mengernyitkan dahinya bingung, Marcel kemudian menatap Lyora, "Dia adik tiriku," ucapnya tenang.
"Apa!??" pekik Lyora, mengapa dunia begitu sempit?
Marcel mengangkat bahunya acuh, ia tak memiliki keinginan untuk membuat Lyora percaya, toh untuk apa? Biar saja Sean yang berusaha menjelaskan itu.
"Apa kau bercanda?" tanya Lyora merasa masih tak yakin dengan apa yang Marcel katakan.
Marcel memutar bola matanya malas, "Apa kau pernah melihatku melontarkan lelucon?" jawabnya acuh.
Ya, memang pada dasarnya Marcel merupakan pria paling serius yang pernah Lyora temui setelah Sean.
"Jadi wanita itu adik tirimu dan adik sepupu tiri Sean?" tanya Lyora untuk yang kesekian kalinya dan Marcel berdehem sebagai jawaban.
Sulit dimengerti, ternyata dunia memang sesempit ini. Lyora sempat berfikir apa dirinya yang bersalah disini?
"Marcel! Ayo antarkan aku pulang!" ketus Lyora bangkit dari duduknya. Marcel mengernyitkan dahinya bingung, mengapa harus dirinya? Mengganggu saja.
Lyora menatap Rachel yang masih berdiam diri, "Boleh kan aku pulang bersama Marcel?"
"Memangnya kenapa? Aku bahkan senang jika pria bejad itu pergi dari rumahku," sindir Rachel menatap Lyora sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Kau dengar Marcel? Ayo cepat!" Tanpa menunggu persetujuan dari Marcel, Lyora berjalan menghampiri Sofia yang tengah bermain bersama baby sitternya.
"Hai Sofia? Aunty harus pulang, nanti Aunty main kesini lagi dan membawakan mu banyak hadiah ya! Sekarang Aunty tak memiliki uang."