"Wake up, baby..." Sergio menepuk pelan pipi Clarinda yang mulai tampak berisi, tutur kata lembut dan sesuatu yang tak bisa Sergio lontarkan pada orang lain selain Clarinda membuat wanita hamil ini merasa diistimewakan.
Perlahan, wanita itu mulai membuka matanya perlahan, senyumnya terbit kala melihat wajah tampan suaminya yang tak lain adalah Sergio.
"Minumlah susunya, aku harus pergi ke kantor, sayang."
Clarinda mengagguk dan mulai bangkit dari tidurnya, tentunya dengan dibantu oleh Sergio - jujur saja, Clarinda terkadang merasa kesulitan dengan hal ini. Namun apalah daya, resiko mengandung memang begini bukan?
"Mengapa pagi sekali?" tanyanya sembari meraih gelas susu yang Sergio sodorkan, meminumnya hingga tak tersisa sedikitpun.
"Ada sesuatu yang harus kuurus," jawab Sergio meraih gelas kosong dan meletakannya di atas nakas.