Pagi hari di tanggal merah, dua insan yang masih tertidur di bawah hangatnya selimut yang menutupi tubuh keduanya, saling mendekap erat seolah tak ingin hilang dari dekapan.
Perlahan, Sergio membuka kedua matanya - kedua sudut bibirnya tertarik ke atas kala melihat sang istri yang masih tertidur pulas. Sosok yang begitu sempurna, indah dan penuh cinta. Tak henti-hentinya Sergio memuji Clarinda sebagai istrinya, ya meskipun memang pada dasarnya keduanya cocok. Perpaduan dua sosok yang sempurna. Sudah dipastikan, calon bayi yang Clarinda kandung merupakan bibit unggul langka yang banyak dicari.
Tak tahan dengan keadaan, Sergio segera mengecup seluruh bagian wajah istrinya, tak memberi jeda membuat Clarinda terusik dari tidurnya. Perlahan, wanita itu membuka matanya, hal yang pertama kali dilihatnya adalah, pria tampan yang merupakan suaminya, "Morning, Sergio." sapanya sembari tersenyum hangat.
"Morning, baby."