"Apa yang kau ingin bicarakan, baby?" tanya Sergio sembari menarik tangan Clarinda hingga duduk dipangkuannya, tangan kekar Sergio ia gunakan untuk menahan pinggang ramping gadisnya agar tidak terjatuh, sedangkan tatapannya seolah enggan lepas dari wajah cantik Clarinda, entahlah— rindu selama sepuluh tahun, seolah tak pernah ada habisnya.
Clarinda menundukan kepalanya, dirinya merasa malu hanya sekedar berkata-kata, mungkin karena Clarinda sadar jika dirinya benar-benar bersalah atas apa yang terjadi.
"Maafkan aku..." gumam Clarinda namun masih dapat Sergio dengar.
Perlahan, Clarinda kembali mengangkat kepalanya hingga pandangan mereka bertemu, "Aku tidak seharusnya meminta untuk tetap bekerja," sambung Clarinda.
Sergio menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak masalah sayang, jika kau ingin kau bisa--