"Bang, ini boleh gratis aja enggak?" tanya Jeng Oktaf.
"Boleh, Bu, buat Ibu, mah gak masalah mau ambil banyak mah tetep geratis," tukas si Pedagang Cabe.
"Wah, beneran nih?!" Jeng Oktaf tampak sangat antusias sekali.
"Iya, Bu! Ambil aja bebas kok!"
Dan dengan semangat 45 Jeng Oktaf mengambil bawang putih, bawang merah dan yang lainnya, lalu memasukkannya ke dalam plastik.
"Makasih ya, Bang!" ujar Jeng Oktaf sambil menarik tangan Marpuah.
"Eh, Bu! Si Eneng-nya mau dibawa kemana?!" tanya si Pedagang.
"Si Eneng-nya, mau saya ajak keliling pasar dong, Bang!" jawab Jeng Oktaf.
"Jangan dong, Bu! Saya itu masih mau ngobrol sama si Eneng!"
"Oh, tapi kita lagi buru-buru, Abang!" jawab Jeng Oktaf.
"Kalau gitu saya minta nomornya ya?"
"Boleh!" jawab Jeng Oktaf.
Dia berbisik kepada Marpuah, "Puah, tolong kasihin nomor," bisiknya.
"Nomornya, Puah, Mi?" tanya Marpuah.
"Ssst... jangan kenceng-keneng, Puah, kamu itu kasih nomornya, si Oesman aja, Puah," ujar Jeng Oktaf.