Abah Rene dengan segera mengecek lubang hidung pria itu, untuk memastikan dia masih hidup atau sudah tewas.
Dan ternyata dia masih hidup, masih ada nafas yang berhembus, dan denyut jantungnya juga masih terdengar normal.
"Wah, dia masih hidup, Mi!" ujar Abah Rene.
"Yaudah kalau begitu ayo kita bawa dia ke rumah sakit sekarang, Mi!"
"Ayo, Pi!" Jeng Oktaf tampak bersemangat. "Tapi ...."
"Tapi apa lagi sih, Mi?!" tanya Abah Rene.
"Tapi, biayanya bagiamana, Pi?" tanya balik Jeng Oktaf.
"Waduh, iya juga ya?"
Lalu Abah Rene melirik celengan sapi yang pecah dengan uang yang berserakan milik Marpuah.
"Kita, pakek uang itu aja, Mi!" Abah Rene menujuk ke arah celengan.
"Wah, iya juga ya!" tanggap Jeng Oktaf yang takjub. "Uangnya Marpuah, banyak juga ya, Pi?"
"Iya, Mi, ayo tunggu apa lagi, buruan kita pungutin!" ajak Abah Rene.
Pasangan suami istri itu pun mendekat ke arah celengan pecah, lalu memunguti uang-uang hasil tabungan dari Marpuah.
Dan Marpuah juga mendekat.