Setelah beberapa jam menaiki rakit, mereka mulai bersandar dan turun dari atas rakit.
Mereka memasuki hutan, yang sangat gelap dan banyak sekali nyamuk-nyamuk yang berkeliaran.
"Ini hutan apa sarang nyamuk sih!" keluh Juju sambil menepuk-nepuk nyamuk yang berkeliaran.
"Sarang-haeyo!" sahut Marpuah yang tiba-tiba muncul.
Tentu saja mereka berlima dibuat kaget oleh kedatangan Marpuah.
"Eh, Marpuah! Elu ngapain disini?!" tanya Juju syok.
"Tahu ni bocah, kenapa bisa ngongol di mana-mana ya? Udah kayak panu!" sahut Wans.
"Ah, Pu'ah, kesini lagi jalan-jalan aja, sekalian nyari bibit kecubung," jawab Marpuah.
"Ni, bocah emang sarap ya! Orang mah jalan-jalan ke mall atau enggak kafe, lah ini dia malah ke hutan!" ucap Patria.
"Tahu, ni kayaknya udah keseringan makan buah kecubung makanya otaknya makin oblak!" cantas Kong Oesman.
"Tahu nih, adik lu, Ju! Urus tuh!" sindir Wans.
Juju langsung memanyunkan bibirnya.