Mak Jinny merasa kesal karna hutang-hutangnya sudah dilunasi oleh Mbah Tresno, karna dengan begitu, dia menjadi merasa berhutang budi dengan Mbah Tresno.
Kalau boleh memilih, Jinny lebih baik memiliki hutang dengan Tukang Kredit tadi, ketimbang harus memiliki hutang budi dengan Tresno.
"Eh, Tresno. Lu jangan kawatir ya, nanti utang gue bakalan gue bayar!" ketus Mak Jinny.
"Ah, gak usah, Bebeb Jinny, Tresno iklas kok," sahut Tresno.
"Eh, ngomongnya jangan sok imut gitu deh! Gue geli nih!" ketus Mak Jinny.
"Kan emang akuh emut, Jinny!" Mbah Tresno memegang kedua pipinya.
"Hmmm ...!" Mak Jinny mendengus kesal.
"Ngomong-ngomong, Tresno gak di pinjemin baju nih, dingin tahu" ujar Mbah Tresno lagi.
"Ju, pinjemin baju lu dulu gih!" ucap Mak Jinny.
"Yah, Baju Juju 'kan kecil-kecil semua, gak muat di badan Mbah Tresno, Mak!" sahut Juju.
"Ah masa sih?" Mak Jinny melirik kearah tubuh Juju dan Juga Tresno, untuk membandingkan ukuran tubuh mereka.