Sore menjelang petang, dengan rintik hujan yang mulai mereda.
Qimons dengan wajah babak belurnya mulai mengetuk pintu.
Tok! Tok!
Ceklek!
"SETAN!" teriak Didi Blue kaget.
"Ada apaan sih?" tanya Rudolf.
"Ono ada setan, Rud!"
"Eh, Didi! Lu parah banget orang kok dibilang setan,"
"Orang apaan, Rud! Itu Setan! mukanya serem banget!"
"La, Abah Rene, 'kan dari dulu emang serem!"
Melihat kedua kakanya yang sedang bertengkar itu membuat Qimons menjadi geram, sudah tahu ada orang sedang kesakitan bukanya di tolongin malah saling debat.
'WOY! DIAM!" teriak Qimons dan seketika kedua kakaknya itu pun terdiam.
"Kok suaranya kayak kenal ya?" bisik Didi di telinga Rudolf.
"Iya, kayak bukan suara Abah Rene," bisik Rudolf.
"INI EMANG BUKAN ABAH RENE ATAU SETAN! KAKA-KAKA SEKALIAN! TAPI INI, QIMONS!" jelas Qimons dengan nada tinggi.
"Hah! Qimons?!" Mereka berdua tampak syok mendengarnya.