Langit gelap dengan gemuruh hujan batu meteor, membuat suasananya begitu mencekam.
Marpuah yang berada di dalam kamar mulai terbangun.
"Suara apa sih ini? Gempa ya?" ujar Marpuah bertanya-tanya pada diri sendiri.
Dia keluar dari dalam kamarnya untuk melihat keadaan di luar rumah.
Dia melihat dari jendela ruang tamu, rupanya Didi dan Jeng Oktaf sedang beradu kekuatan.
"Lah Mami, sama, Bang Didi, kenapa itu?" Marpuah keluar rumah sambil berlari.
"Berhenti!" teriak Marpuah.
Dan seketika Didi serta Jeng Oktaf berhenti sesaat, mereka menoleh kearah Marpuah.
Kabut hitam di langit mulai memudar, seiring Didi yang menghentikan kekuatannya.
"Kalian ngapain berantem?!" tanya Marpuah.
"Ini semua gara-gara elu, Tompel!" teriak Didi kepada Marpuah.
Tentu saja Jeng Oktaf tak terima mendengarnya.
"Eh, apaan kamu bentak-bentak anak saya!" cantas Jeng Oktaf. Lalu wanita bertubuh sintal itu menengok ke arah Marpuah.