Di suasana malam yang gelap gulita, tampak Mbah Tresno yang tengah duduk bersila dengan mulut komat-kamit.
Di depannya banyak sekali sesaji seperti bunga setaman, kelapa hijau dan yang lainnya.
Kepulan asap kemenyan begitu tercium menyengat.
Di rumah yang terbilang sangat luas dan besar ini, tak ada sedikit pun cahaya yang berasal dari aliran listrik.
Satu-satunya pencahayaan yang Mbah Tresno gunakan hannyalah sebuah lilin.
Martiana tampak berada di dekatnya memperhatikan Mbah Tresno yang sedang komat-kamit dan sesaat manggut-manggut.
Martiana tak berani bicara apa pun.
Hingga terdengar suara ketukan pintu dari luar.
Tok! Tok! Tok!
"Wah, ada tamu," Martiana segera berjalan dan membukanya.
Ceklek!
"Mbah Tresno, ada?" tanya tamu itu.
"Oh, iya ada, Teh! Silakan masuk," ucap Martiana dengan sopan.
Lalu wanita itu masuk, Martiana tampak sedikit dek-dekan karna wanita yang datang itu sangat cantik dan seksi.