Di luar bandara.
Ada mobil khusus untuk menjemput lelaki tua itu, tetapi Dika tidak bermaksud masuk ke dalam mobil.
"Dika, kamu sudah bekerja keras." Pak Arka tersenyum, "Kamu tidak bisa menunjukkan wajahmu dan makan denganku?"
Bu Dela telah lama terbiasa dengan nada bicara Pak Arka di depan Dika.
Dia memandang Dika tanpa sadar.
Dika merenung sejenak, langsung mendorong pintu mobil dan duduk, tetapi dia masih tidak banyak bicara kepada Pak Arka.
Tapi meski begitu, Bu Dela sudah tertawa lebar.
Sebuah pikiran muncul di benak saya.
Mungkin, melalui Bu Dela, Anda bisa merilekskan hubungan antara Anda dan Dika.
Dalam benak orang tua, saya teringat adegan antara tua dan muda, berjuang berdampingan untuk melindungi negara!
Dan sekarang-
Pak Arka tidak bisa menahan nafas.
Selama setahun terakhir, Pak arka merasa bahwa dia berhutang terlalu banyak pada Dika.