Malam di Sungai Mutiara sangat indah.
Rumah Keluarga Tendean berlantai delapan, di lantai dua.
Anggurnya melimpah.
Diiringi suara tawa, dia minum dari cangkir.
Orang yang memanggang Pak Tendean adalah orang tua berpenampilan kekanak-kanakan bernama Tanu, penegak hukum dari Garuda. Hanya saja, posisi Tanu di Garuda jauh lebih tinggi daripada Pak Tendean.
Tanu adalah kekuatan gelap yang kuat.
Di sampingnya, wajah Yanyan masih pucat, tapi tidak masalah.
Tanu melakukan perjalanan khusus untuk memadamkan api.
"Kudengar Kakak Muda Tendean ada janji lusa?" Tanu meletakkan gelas anggurnya dan tiba-tiba bertanya.
Pak Tendean tertegun sejenak, dan langsung tertawa terbahak-bahak.
"Bukan apa-apa untuk mengajari seorang anak yang penuh sesak dan bau, dia benar-benar tidak layak untuk dibicarakan"