Seperti dewa yang turun dari langit!
Garis buritannya seperti gunung yang dipahat kapak, berdiri tegak, dan matanya seperti pedang. Sinar matahari di punggungnya membuat orang tidak merasakan panas, sebaliknya, seperti ribuan mil es, udara dingin memenuhi seluruh ruangan saat sosok itu memasuki ruangan.
Tekanan tak terlihat memaksa pergi.
Pedal! Pedal!
Hiu putih besar dan beruang hitam mundur selangkah hampir bersamaan.
"Kenapa kamu kamu?" Suara hiu putih besar mengungkapkan kengerian yang kuat, dan suaranya bergetar, dan tubuh bergetar kuat tanpa sadar, dan matanya menampakkan warna luar biasa yang kuat.
Beberapa menit yang lalu, bagaimana mungkin orang yang masih bermain-main di antara tepuk tangan, seperti dewa, muncul di hadapannya?
Bagaimana dia menemukan tempat ini? Bagaimana dia melakukannya?
Ini tidak mungkin!
Hiu putih besar menggosok matanya untuk memastikan bahwa dia benar.
Dika muncul secara ajaib.