Semua orang bisa membayangkan bahwa Te adalah sebuah tragedi.
Dalam pemberontakan bukan Te, yang kuat, jadi dia hanya bisa menerima takdirnya dan tidak bisa memulai pemberontakan di kelas, Yang menunggunya adalah kemarahan dari kepala sekolah Pak Deni.
Dika menahan tawanya.
Te menghabiskan seluruh kelas selama penghentian penalti.
Akhirnya, bel berbunyi setelah kelas berakhir.
"Baiklah diam semuanya." Pak Deni, kepala sekolah, berbicara tentang poin kunci, mengucapkan sebuah kalimat, dan kemudian melanjutkan kembali ke teks.
Garis hitam di dahi Te lurus, dan dia menggumamkan kata-kata, "Setidaknya sembilan menit lagi."
Benar saja, ketika hanya ada satu menit terakhir yang tersisa dalam sepuluh menit antar kelas, kepala sekolah Pak Deni baru saja mengumumkan akhir kelas, "Oh, ya." Sebelum meninggalkan kelas, Pak Deni tidak lupa untuk kembali. dan ingatkan dia, "Te, ingat Jangan pulang setelah sekolah."