Di malam hari, Little White House Jakarta.
Kiara bersandar di pelukan Aksa, dia terkejut bahwa dia bisa begitu tidak tahu malu.
Jelas dia ingin meninggalkan Aksa, tetapi dia tergoda oleh kelembutan dan ketampanannya. Ya Tuhan, bagaimana dia akan menjadi manusia di masa depan!
"Apa yang kamu pikirkan?" Aksa bertanya sambil bersandar dan memutar rambut lembut Kiara.
"Bukan apa-apa." Kiara menggelengkan kepalanya, "Tapi aku memikirkan sesuatu."
"Katakan." Kata-katanya singkat dan jelas. Meskipun hanya satu kata, maka dengan jelas dapat melihat kepribadian Aksa yang tegas dan dominan.
"Kita berdua menikah di depan orang tuaku, menurutmu haruskah aku kembali dan melihat mereka?" Kiara mengusap dada Aksa di balik piyamanya.
"Sudah waktunya untuk kembali, tapi tidak sekarang. Nanti dua hari kemudian!" Aksa sedang membaca buku keuangan di tangannya.
"Kenapa harus mengambil dua hari lagi? Apakah kamu punya rencana?" Tanya Kiara.