Tampak di pagi hari seorang pria dengan setelan kaos hitam dan celana jens robek berjalan perlahan menuju ke arah ku. ia memasang wajah serius ke arah ku sembari berucap lelucon lelucon aneh agar aku membalas lelucon aneh tersebut.. tanpa ku sadari aku selalu terhibur hingga tertawa terpingkal akibat ulahnya itu..
Leon namanya anak seni budaya junior ku di kampus, ia anak yang bisa dikatakan sangat humble dan sopan jika sudah berteman akrab dengan dia, namun sangat menyebalkan jika kita tidak mengenal ia seutuhnya sebab di kalangan pria di kampus ia sering jadi buah bibir tongkrongan karena raut wajahnya yg serius seakan bisa disimpulkan ia bukan orang yang tepat untuk diajak bercanda ataupun berteman..
Para gadis di angkatan ku pun juga pernah membicarakan si *Gak Jelas* ini..gaje biasa ku singkat jika kita saling beradu candaan..
ia dikenal sebagai anak berbakat dalam hal seni di kampus namun sikap nya yang susah bergaul dengan orang baru membuat ia menjadi pribadi yang tertutup walaupun sebenarnya ia sangat humoris dan kreatif dalam menghibur perempuan, ya diriku contohnya.
Bisa dikatakan perjumpaan pertama ku dengan Leon sangat tidak wajar. karena di kampus ia seperti menjadi orang lain agar disukai dan diterima teman teman maupun seniornya..
Namun yang membuat ku terkejut akhirnya setelah aku mengenalnya pada saat acara kemah bakti mahasiswa yang diadakan tiap tahunnya.. dan di sebuah tenda di tepi kali kecil itu aku mengenal seorang Lelaki yang menjadikan semua pada dirinya bisa kutemukan arti dan saling berbagi senang maupun getirnya rasa ku pendam selama ini..