Itulah yang dia katakan, tapi dia tetap tidak mengecewakan Kenzi Untungnya, pria itu berbalik dan mengambil kembali kedaulatannya di babak kedua, sehingga dia tidak akan lelah dan lumpuh.
Setelah mandi, Sinta, yang terlalu lelah untuk membuka kelopak matanya, langsung tertidur begitu menyentuh bantal.
Melihat wajah tidurnya dengan tenang, Kenzi membungkuk dan mencium bibirnya: "Selamat malam, sayang."
Tidak peduli seberapa larut, apakah dia tertidur atau tidak, dia tidak pernah melewatkan malam yang baik.
Dia bangun, dan masuk ke ruang kerja lagi.
Seolah waktunya tepat, telepon berdering, dan suara mempesona wanita itu terdengar dari telepon: "Pak Kenzi, tidak heran kamu tidak datang. Ternyata kamu sudah bertunangan, selamat . "
"Ada dua permintaan." Kenzi menyela wanita itu, "Pertama, jangan ganggu wanitaku. Kedua, jangan muncul di depan wanitaku."
