Pertemuan keluarga kali ini awalnya serius, prosesnya beriak, tapi tidak ada hasil.
Setelah sadar kembali di dalam mobil, Sinta menghadapi wajah tampan Kenzi lagi, dan dia benar-benar kehilangan kesabaran sama sekali.
Berciuman selamat tinggal seperti biasa, Sinta berjalan ke kampus dengan gembira dan memulai minggu baru dalam kehidupan.
Johan akan menelepon setiap hari Secara bertahap, Sinta terbiasa dengan sapaan seperti ini, tapi dia tidak bisa memanggilnya ayah
Pada akhir tahun, hujan lebat turun di Jakarta
Krisis perusahaan Pratama diam-diam ditekan diakhir tahun ini, dan pembiayaan perusahaan yang genting berhasil dan kembali ke jalur yang benar lagi. Dan Johan pun memanfaatkan kejadian ini untuk mengamankan posisi pemegang saham terbesar kedua yaitu atas nama Pak Aris.
Pak Mirza tidak tahu rencana di balik ini.