Ciuman selamat pagi?
Sinta berkedip dua kali: "Bukankah kamu sudah menciumnya?"
Bahkan jika dia tidur dengan canggung, tetapi seseorang mengunyah dengan keras, dia masih merasakannya.
"Ya?" Kenzi tampak puas, "Mengapa saya tidak ingat."
Sinta :! ! !
Namun hanya sekedar ciuman, pria ini justru berbohong tanpa malu-malu.
Setelah berlari ke depan, Sinta mengenakan pundak berkeringat pria itu.
Begitu dia mendekat, nafas seorang pria memenuhi hidungnya, menyebabkan Sinta tanpa sadar memikirkan absurditas malam itu.
Perlahan mendekati wajahnya, dia dengan lembut mencium dahi pria itu.
Keringat di bibir meresap ke dalam mulut, yang membuat mulut agak kering dan asin.
"Itu dia?" Kenzi mengangkat alisnya.
"Juga ..." Sinta mencondongkan tubuh ke dekat wajahnya dan mencium bibirnya, butuh waktu lama sebelum bibir mereka berpisah.
