Lita memasuki ruangan Elanda dengan langkah sedikit gontai. Namun ia memaksakan dirinya untuk terlihat baik-baik saja. Segera setelah ia melewati pintu ruangan Elanda, ia membawa langkahnya menuju mejanya.
"Apakah ada file yang harus saya kerjakan segera, Pak?" Tanya Lita sudah menekatkan bahwa ia harus bersikap profesional. Kenapa ia harus merasa perasaan aneh, Lita benci mengatakan ini, tapi kenapa ia merasa perasaan seperti kecewa saat mendengar bahwa Elanda akan melamar atau menikah? Itu adalah hak sang bos. Lita tidak ada hubungannya sedikit pun. Ya, konyol sekali jika ia merasakan hal-hal seperti itu. Ini pasti hanya perasaan syok karena rupanya Elanda memiliki kekasih yang luar biasa cantik. Bahkan model berprestasi lulusan dari beauty pagean, Miss negara ini. Cantik, berwawasan dan pastinya bukan orang sembarangan. Tidak seperti dirinya yang pendek, gendut dan tidak cantik.
Lita menghela napas samar. Apakah sebenarnya ia merasa iri karena ia tidak secantik itu?