"Tapi, bagaimana jika saya menolak?" Celetuk Kita yang membuat Elanda sontak memicingkan netranya.
"Kamu menolak, menolak apa?" tanya Elanda menyipitkan netranya. Perasaannya tiba-tiba menjadi terasa tidak enak.
Lita menatap pria dengan jambang tipis yang memiliki jarak usia lima tahun lebih berumur dari pada dirinya itu. Suaranya bergetar, otaknya bahkan tidak henti-hentinya mengatakan bahwa apa yang Kita pikirkan adalah kesalahan. Otaknya mengatakan bahwa ia tidak seharusnya mengatakan ini pada Elanda. Namun ego mengalahkannya. Ego nya mengalah semua pemikiran dan ketakutannya akan respon yang akan Elanda tujukan.
"Bagaimana jika saya menolak untuk melenyapkan janin ini?" ulang Lita dengan nada bicara yang tegas tidak sedikit pun menunjukkan keraguan. Elanda untuk sesaat tidak bisa berbicara. Namun dari tatapannya terlihat kilat-kilat tak suka atas ucapan Kita barusan.
"Kamu bilang apa?" nada bicara Elanda berubah dingin dan itu membuat Lita berjengit di tempatnya berdiri.