Tanpa sadar Lita merasakan pandangannya mengabur seperti mengembun, ia merasa wajahnya memanas begitu pun netranya. Saat ia menunduk melihat telapak tangannya, bulir-bulir bening berjatuhan.
Eh dia menangis, lagi? Padahal dia sudah janji untuk tidak menangis. Tapi air mata ini bukan menangisi Harry. Ia menangisi kehidupannya yang menyedihkan.
Lita merasakan tubuhnya nyaris limbung karena ditarik seseorang,
"Lita!" Panggil Elanda seraya menjulurkan tangannya untuk mearih gadis itu. Ia khawatir jika sesuatu yang berbau criminal mungkin menarik tangannya. Atau lebih horror sesuatu gaib yang tiba-tiba menariknya.
"Akh!" pekik Lita limbung.
Lita yang hampir limbung, untungnya tidak jadi tersungkur di atas lantai. Dalam hati ia bersyukur bahw aia tidka perlu merasakan bagaimana sakitnya pipi yang bersentuhan dengan tanah. Namun kemudian, Lita menyadari sesuatu. kenapa ia mencium aroma parfum yang sangat wangi?