Saat ia melirik ke arah Elanda, ia menemukan bahwa pria itu sedang menutup wajahnya dengan satu tangan, lalu mengusap wajahnya kasar.ia terlihat snagat lelah.
"Kamu ini kok jadi nyalahin Lita? Kan Lita nggak salah. Lita cum akasih tahu, kenapa kamu marahin? Dasar baper! Baper! Cucu baper!"
Elanda menghela napas berat. "Oma tahu enggak sih artinya baper?" tanya Elanda yang dijawab sang oma dengan helaan napas.
"Tahu, lah. Yang sedikit-dikit marah, sesnsian, itu baper, kan? Yang suka salah paham." Ungkap Sang Oma dengan begitu percaya diri. Elanda terlihat kebingungan separuh wajahnya terlihat berkedut lalu ia menatap Lita dengan tatapan menuntut tanggung jawab.
"lIhat, oma jadi gini gara-gara kamu." Ungkap Elanda dengan nada kesal.
"Oma tuh tuh kalau kalau nemu kata baru selalu disebut terus menerus kadang salah penempatan. Kamu seharusnya hati-hatinya dengan apa yang kamu sebut di depan oma."