"Lita ... Jawab dong jangan Cuma huh hah heh hoh doang!" protes Tantri. "Lo juga janji mau ceritain soal, gimana Lo sama Pak Eland—"
"Psssttt!" Lita yang semula terlihat lemah lesu lunglai langsung menutup bibir Mbak Tantri menggunakan dua tangannya dengan kekuatan penuh.
"mmh!" sergah Tantri.
"Jangan sembarangan sebut nama dia di sini, Mbak. Inget ini wilayah kantor. Kalau ada yang dengar gimana?" tanya Lita dengan raut panik. Menyadari maksud ucapan Lita, Mbak Tantri hanya terkekeh.
"E-eh iya, maaf. Ya udah, gimana kalau kita ke smoking room aja? Jam segini masih kosong kok. Jadi Lo bisa ceritain semua hal dengan aman." Tawar Tantri yang diangguki Lita dengan lemah.
"Oke, aku bakal ceritain semua. Tapi Mbak harus janji ini, rahasia kita berdua. hanya kita berdua." "Begitu deh ceritanya, mbak."