Lita tengah terdiam seraya menatap ke arah langit-langit apartemen Elanda. Ia sedang terbarik di sofa dengan Elanda yang memeluk perutnya. Namun meskipun berbaring Lita bisa merasakan bahwa Elanda tidak tidur. Jemari pria itu—tepatnya jempolnya, mengelus-ngelus perut Lita dengan lembut dan halus.
Lita menolehkan kepalanya ke Elanda, dan Elanda yang sedang berbaring miring, membuka matanya lalu mendaratkan ciuman di pelipis Lita.
"Makasih, Lita." Ungkapnya dengan senyum yang amat sangat manis dan tulus. Lalu ia kembali memeluk ke arah Lita.
Merasakan pelukan Elanda yang amat sangat erat dan hangat. Lita bisa merasakan kehangatan dan ketulusan dari pria itu.
Lita hanya bisa terdiam namun dalam hatinya ia menikmati pelukan pria itu, namun tentu saja ia tidak bisa mengatakan dalam hatinya. Ia hanya bisa menyimpan itu untuk dirinya sendiri.