Secepat mungkin, Elanda membawa langkahnya menuju pintu apartemen setelah ia selesai dengan penampilannya. Sang gadis yang sedang menghadap samping, menolehkan sedikit kepalanya untuk menatap kepergian Elanda. Dan saat punggung pria itu sudah benar-benar menghilang di balik pintu kamar, dan terdengar bunyi pintu lock door yang tertutup, terlihat sebuah seringai di bibir tipis Claire.
Seraya menyeringai, tatapannya tertuju pada sebuah benda mengkilap karena sorotan cahaya matahari yang masuk melalui kisi jendela. Kemudian ia terbahak setelah melihat benda itu.
"Eland, Eland. Kamu sekarang enggak akan bisa lepas dari aku." Ungkapnya dengan senyum yang begitu puas.
"Tinggal tunggu tanggal mainnya, ya sayang." Ungkapnya dengan senang.
