Elanda mengerutkan alisnya dan melirik-lirik Lita yang sepertinya sedang menyalin beberapa data penting. Melihat Kita yang sibuk sendiri, Elanda memilih untuk menarik pengharum tubuh dari tas nya. Ia menyemprotkan sedikit dari parfum itu ke arahnya seraya sesekali melirik Lita, tak ingin jika rencananya diketahui atau apa yang dilihat sekarang terlihat aneh. Elanda pernah mencoba makanan luar tapi tidak banyak rasa makanan yang cocok dengan lidahnya karena ia sangat pemilih.
Tapi melihat Lita tadi, lagi-lagi perasaan asing menjalar di hatinya. Ia masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia tidak bisa menemukan jawaban. Sekarang yang ia pikirkan adalah, selama ia bisa menikmati waktu kebersamaannya dengan Lita ia tidak perlu khawatir lagi
Elanda mengangguk yakin, dalam hati. Namun belum sempat senyum itu terukir, Elanda melihat layar teleponnya yang menunjukkan sebuah pesan masuk, "Udah sebulan, lho, kamu enggak jawab Chat atau telepon, ku."