Putri memanyunkan bibirnya saat Kaira dengan teganya mematikan sambungan telepon secara sepihak itu.
Beberapa umpatan ia layangkan pada ponsel yang digunakan untuk menelpon Kaira.
"Dasar tuan putri nggak punya hati, nggak punya jantung, ginjal empedu. Semuanya deh! Dari dulu nggak ada berubah-ubah nya. Masih aja suka kayak gini, seenaknya saja." Umpat Putri.
Ia berniat mengirim sederetan nama binatang yang ada di kepalanya sata ini kepada Kaira untuk mengungkapkan rasa kesalnya itu. Tapi tangannya itu terhenti bergerak saat sebuah lonceng dari pintu masuk cafe miliknya berbunyi.
Sosok seorang pria yang mengenakan sweater berwarna hitam itu menjadi fokus Putri saat ini.
Ia terbelalak bahkan saking terkejutnya ia mengangga selebar-lebarnya.
Beberapa kali ia mengedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk agar Tidak salah mengenali orang tersebut.
Namun beberapa kali ia mencoba tetap saja hasil nya sama. Orang itu masih sama dengan yang pertama kali ia lihat.
