Kaira berada di sebuah cafe saat ini menunggu kedatangan putri. Tadi sebelum kesini ia Sudah menelpon Putri untuk mengajak nya bertemu.
Cacing di perutnya terus saja berbunyi sejak tadi, ini semua gara-gara Arka yang sudah membuat mood nya hancur pagi-pagi.
Entahlah, hingga saat ini ia belum bisa mengerti dengan baik apa yang terjadi tadi pagi itu. Mengapa Arka bisa semarah itu?
Padahal kan sakit itu Tuhan yang Berikan, kenapa harus para pembantu yang malah disalahkan?
Siapa yang salah disini? Arka yang terlalu waras atau dirinya yang tidak mengerti apa-apa di keluarga mereka?
"Permisi mba, pesanannya." Ucap salah seorang pelayan yang baru saja tiba mengantarkan Kaira pesanan.
Kaira tersadar dari lamunannya tentang Arka itu dan kemudian mengembangkan senyumnya ke arah pelayan yang mengantarkan pesanannya itu.
"Terimakasih mba." Ucap Kaira.
"Ah iya mba, sama-sama. Makasih juga sudah Sudi mampir di cafe kami." Jawab Pelayan itu sambil mengembangkan senyumnya.