Helena mengatupkan bibirnya beberapa saat. Begitu jelas dirinya mendengar apa yang baru saja kasir pria itu katakan. Tapi, dengan mudahnya pula Helena mengatakan pada diri sendiri, bahwa dirinya tidak begitu jelas mendengar.
Pria di depannya ini baru dua kali Helena temui. Namun, tidak tahu kenapa semua ucapannya terasa begitu nyata bagi Helena. Bahkan, begitu menancap tepat di dalam hati wanita itu. Bukan lagi sebuah kebohongan yang akan hilang begitu saja. Tapi, sebuah kebenaran yang selalu dapat menghantam Helena.
"Noona? ... ada apa?"
Suara itu langsung membuat Helena fokus pada sekitar. Suara dari pria di depannya. Helena menatap ke arah kasir pria tersebut, tanpa adanya ekspresi yang dirinya berikan. Kaku, dan dingin.
Satu detik setelahnya, Helena menggelengkan kepala pelan. "... tidak ada," ucapnya, yang kini mulai berdehem pelan. Menetralkan suasana, dan memecah kecanggungan yang terjadi antara keduanya.
