"Kalau begitu, biar kuceritakan lebih banyak lagi tentang pria yang kau cintai itu." Harvey tersenyum pada Jeanna.
Jeanna meremas kedua tangannya yang saling bertaut di bawah meja dengan gelisah.
"Selama ini, Rain sudah membohongimu, apa kau tahu itu?" ucap Harvey. "Tadi aku sudah menyebutkan bagaimana dia mengatur semuanya, mulai dari mengusirmu dari rumah ayah tirimu, hingga membuatmu datang padanya. Tapi, itu baru awalnya." Harvey tersenyum miring. "Kau … siap mendengar semua yang dia lakukan di belakangmu, kan?"
Jeanna mencengkeram tangannya. Entah kenapa, Jeanna mendapati dirinya ingin menutup telinga dari apa pun yang dikatakan pria bernama Harvey itu.
"Kematian adikmu itu … juga salah satu kebohongannya," ungkap Harvey.
Jeanna menelan ludah.
"Kau sudah membaca sendiri berkas yang kuberikan padamu ini." Harvey mengetuk berkas yang ada di meja itu. Berkas yang beberapa saat lalu membuat hati Jeanna dipenuhi harap. Namun, kini hatinya dipenuhi ketakutan.