Jauh di sana Bilqis merana dalam penantian. Sedangkan Sofil Al Mubarrak merasa gelisah tidak menentu. Dia duduk bersama para santri, menyimak kasian dari Kiai Mad yang mendekte kitab Ihya' Ulumuddin.
"Ada tidak ini santri yang mudah harap-harap cemas?" tanya Kiai.
"Ada Yai ...."