Malam yang semakin larut membuat Barrak menggigil. Dia merasa suhu badan yang tidak menentu.
'Ya Allah ini sangat luar biasa sakitnya,' batinnya yang semakin tersiksa, semua sendi terasa nyeri dan sakit.
'Ya Allah ... Umi ... aku sakit. Aku meriang beneran bukan merindukan kasih sayang. Umi ....'
Pemuda ini terbiasa dipijat kepalanya oleh wanita yang melahirkannya, saat pusing dan sakit. Memang baru kali ini dia sangat jauh dari Uminya.
Cuaca yang tidak menentu dan sering telat makan membuat daya tahan tubuhnya melemah.
'Apa ini karma karena aku yang tidak bisa menghadirkan Ainun di hatiku? Heh ... pikiranku ini sangat aneh,' batin pemuda yang meringkuk tubuh, tidur di lantai hanya beralaskan sarung dan berkemulan sarung tidak lupa dia memakai jaket dari Yaya.