Wanto telah bergerak, tapi langkahnya terasa bagaikan ilusi. Tubuhnya bergerak dengan aneh, tapi penuh dengan aura bahaya ekstrim, karena tidak ada yang tahu apakah dia akan bergerak di detik berikutnya.
Mungkin, saat Rendra melakukan beberapa gerakan, dia akan menerjangnya seperti guntur.
Tapi Rendra tidak bergerak. Dari awal sampai akhir, Rendra tetap menatap ke bawah. Tidak peduli seberapa aktif Wanto di depannya, dia sama sekali tidak peduli. Dia hanya merokok dengan santai, dan bahkan sempat tertidur sebentar.
Tingkahnya yang sangat menghina seperti itu membuat Wanto semakin marah.
"Pergilah ke neraka!"
Akhirnya, Wanto bergerak ke punggung Rendra, berpikir bahwa dia telah mengambil kesempatan itu, dan memukul rompi Rendra dengan pukulan yang mematikan. Tujuan dari pukulan sederhana itu adalah untuk membunuh Rendra secara langsung!
Wanto merasa bahwa dia akan menang.
Tapi pada saat ini, situasinya berubah.