Akhirnya, setelah memikirkannya dengan berat hati aku harus kembali ke rumah nenek, kembali ke kota meski berat.
"Amelie, apa kau sungguh ingin segera pulang, Nak?"
"Iya, Ayah. Nenek dan kakek membutuhkanku saat ini, mereka juga rindu Marco."
"Sangat di sayangkan, ayah baru saja merasa bahagia kita berkumpul di sini."
"Aku pasti akan kembali. Aku akan kemari lagi, tapi..."
"Amelie, jangan pikirkan hal itu. Kapanpun kau ingin ayah mu datang menjemput dia akan datang." ibu menyela bicaraku.
Aku tahu dia sedang berusaha menenangkanku, membuatku tidak merasa sedih dan terluka.
Setelah melepas kesedihan dalam perpisahan ini, ayah mengantarku kembali. Kali ini adik-adikku ikut serta, dan hanya ibu yang tinggal di rumah saat ini.
Selama perjalanan pulang, rasa sedihku sejak tadi menghilang seketika saat mendengar suara nyanyian dan candaan dari dua adik-adik yang duduk di kursi belakang. Mereka juga sekaligus menemani Marco.
